Minggu, 02 Juni 2013

Contoh Karya Tulis Ilmiah Tentang Sampah Anggota KIR Makassar


Contoh Karya Tulis Ilmiah Tentang Sampah


BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Sampah adalah salah satu masalah besar yang banyak di perbincangkan oleh masyarakat kita. Baik masyarakat awam maupun para pakar lingkungan. 

Fakta menunjukkan bahwa jumlah sampah di Indonesia mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh, salah satunya, jumlah populasi penduduk kita yang selalu bertambah setiap tahunnya. Dan juga kebutuhan penduduk yang semakin meningkat seperti penggunaan bungkusan produk plastik atau kaleng, sehingga populasi sampah semakin berkembang.

Fakta ini menyebabkan keadaan alam dan lingkungan menjadi tidak seimbang. Dari itu harus adanya suatu pergerakan untuk memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang bernilai. Harapannya adalah untuk mengurangi tingkat populasi sampah yang ada di tengah masyarakat kita.

Sabtu, 01 Juni 2013

Dimensi Budaya


Muatan budaya apa yang harus dianalisa agar dapat menentukan hubungan kerja di zaman modern? Banyak dimensi yang telah ditawarkan oleh para antropolog tapi kita dapat menyimpulkan dua komponen besar ini: Bagaimana kita memanfaatkan budaya untuk mengatur internal organisasi kita dan bagaimana pula cara mengatasi masalah eksternal organisasi. Dan tentu juga aspek lain tentang budaya seperti, realita kebenaran, ruang dan waktu dan hubungan manusia dengan kesemuanya.

Pemikiran Awal Tentang Adaptasi Eksternal

Esensi utama bagi sebuah organisasi ketika menghadapi lingkungan eksternal adalah dalam rangka menyebarkan ide, kepercayaan, nilai dan budaya.

Mempertahankan Diri dan Adaptasi Eksternal.

Yang Harus dimiliki organisasi untuk menghadapi lingkungan eksternal adalah:

· Misi dan Strategi: Menghasilkan pemahaman tentang misi inti organisasi, tugas utaman, fungsi nyata, dan cikal bakal fungsi lainnya.
· Tujuan : Membangun konsensus dalam tujuan organisasi yang harus dijabarkan dalam misi utama.
· Maksud : Membangun konsensus untuk mewujudkan penunjang tercapainya tujuan.  seperti pembentukan struktur organisasi, devisi, dll.
· Pengukuran : Membangun konsensus dalam rangka mengukur sejauh mana organisasi telah mencapai tujaunnya. Contohnya seperti pengadaan sistem kontrol dan informasi perkembangan tujuan.
· Koreksi : Membangun konsensus untuk menentukan perbaikan dan pengulangan stratedi bila suatu saat tujuan tidak tercapai.

Menyebarkan Misi, Strategi, dan Tujuan.
· Organisasi harus menyebarkan ketiga hal diatas sampai orang dapat mengenalnya dengan baik. Seperti orang mengenal instansi sekolah sebagai organisasi pendidikan. Orang mengenal sekolah berfungsi untuk (1) Menjaga anak-anak untuk tidak berkeliaran di jalan dan tidak bekerja di perusahaan sampai mereka lulus dan memiliki keahlian; (2) Menyortir dan mengelompokkan talenta yang sesuai untuk mereka dan dibutuhkan masyarakat. (3) Untuk mengaktifkan beragam pekerjaan yang berhubungan dengan sistem sekolah agar sekolah dapat bertahan dengan kehadiran murid yang professional.
· Begitu juga organisasi lainnya, ia harus mampu mengaktifkan fungsinya sebagai penyedia layanan untuk masyarakat sehingga ia dapat hadir dengan keunikannya dan dapat berperan dalam pembangunan.
· Misi berhubungan dengan apa yang disebut sebagai strategi. Untuk mengisi tujuan bersamanya, organisasi harus mendefiniskan dirinya “Harus Menjadi Apa”. Dan merumuskan rencana jangka panjang untuk mengisi fungsi organisasi. Hal ini melibatkan keputusan yang berkaitan dengan produk dan servis. Hasil akhirnya haruslah mencerminkan identitas sebuah organisasi.
· Kesimpulannya adalah bahwa setiap anggota harus dapat mewakili budaya organisasi dan strategi organisasi dalam berhubungan dengan masyarakat.

Menetapkan Sasaran Yang Berupa Turunan Dari Misi
·         Misi utama tidak serta merta menjamin tercapainya tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuannya, organisasi perlu mengongkritkan lagi misinya menjadi sasaran yang praktis dan dibutuhkan masyarakat. Sasaran harus dirinci lagi menjadi bagian praktis yang bisa dikerjakan dan diselesaikan dalam hitungan jam, hari, minggu, dsb.

Menetapkan Tujuan Struktur dan Proses Kerja
· Beberapa kata kunci dasar bagi kesuksesan organisasi adalah: Bagaimana pekerjaan seharusnya diselesaikan, bagaimana misi dapat dicapai, dan bagaimana tujuan bisa ditemukan. Seorang pemimpin harus menggerakkan struktur, sistem dan proses kerja untuk mencapai apa yang diimpikan organisasi. Sehingga ini dapat memperkuat budaya organisasi.
· Keahlian, teknologi, dan pengetahuan sangat diperlukan untuk menghadapi linkungan dan juga menjadi bagian dari budaya masyarakat.

Pengukuran Hasil dan Mekanisme Koreksi
Semua organisasi harus tahu bagaimana dan sejauh mana langkah mereka telah mencapai tujuannya. Hal ini harus diukur secara periodik agar mereka tahu apakah mereka sudah sejalur dengan tujuan yang telah mereka gariskan.

Dalam hal ini perlu diketahui: Apa yang harus diukur, Bagaimana Mengukurnya, dan Apa yang harus dilakukan ketika dipbutuhkan koreksi. Hal ini berfungsi sebagai garis pegangan bagi anggota untuk bekerja mencapai tujuan.

(1).       Apa Yang Harus Diukur
Yang harus diukur diantaranya, data hasil kerja seperti: kepuasan pelanggan, perluasan pasar produk; atau pengukuran untuk internal seperti moral para anggota. Hal ini harus diukur dengan rentang waktu tertentu: harian, bulanan, empat bulanan, tahunan, dll.

Pengukuran ini berfungsi sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki strategi pencapaian misi.

(2).       Tujuan Pengukuran
Tujuan pengukuran kinerja adalah untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mengontrol sejauh mana tujuan telah dicapai. Hal ini juga berfungsi untuk segera keluar dari masalah bila organisasi terjebak denga linkungan eksternal yang sering berubah.

(3).       Perbaikan Strategi
Jika informasi menunjukkan bahwa organisasi sedang tidak dalam target, seperti: penjualan menurun, perluasan pasar mandeg, keuntungan berkurang, komplain pelanggan meningkat, pegawai andalan dan manajer minggat. Dalam menghadapi ini, proses dan strategi apa yang harus dirombak dan diperbaiki?
Nah, dengan adanya informasi atas pengukuran yang jelas, kita bisa mengambil keputusan untuk perubahan ke arah yang lebih baik demi efektivitas kerja organisi. 
 

Budaya Makro, Sub Budaya, dan Budaya Mikro


Budaya Makro Organisasi

Budaya Makro organisasi ibarat etnik, ia merupakan bagian keseluruhan organisasi. ia mencakup budaya yang besar yang menggambarkan keseluruhan organisasi. Di dalamnya terbdapat sub budaya dan budaya mikro.

Sub Budaya Organisasi

Sub budaya adalah pilar besar budaya organisasi secara keseluruhan. Sub budaya organisasi terdiri dari tiga sub, yaitu: Operator, Teknisi Teknologi, dan Para Eksekutif. Untuk mencapai tujuan organisasi, 3 sub budaya dibawah ini harus sejalan seirama.
1.      Operator. Operator ini biasa disebut sebagai staf. Mereka adalah bagian besar organisasi yang bertugas memproduksi dan memasarkan produk/ jasa.
2.      Teknisi Teknologi. Setiap organisasi harus memiliki sub budaya ini. Sub ini bertugas untuk memastikan teknologi berjalan dengan lancar.
3.      Eksekutif. Sub ini terdiri dari CEO (Chief Executif Organization/ Kepala Eksekutif) dan para tim eksekutif lainnya seperti manajer. a) Para Eksekutif bertanggung jawab mengarahkan organisasi. b) Mereka juga bertanggung jawab dalam mengelola keuangan. Keuntungan dan kerugian organisasi terletak pada kekuatan kepemimpinan sub budaya ini. c) Sub ini adalah pengarah dan pengontrol sub yang lainnya.

Ketiga sub budaya ini saling berhubungan satu dan yang lain. Karena itu, satu dan yang lainnya sering terjadi konflik, baik yang berkenaan dengan birokrasi, lingkungan kerja, atau konflik personal, atau konflik antar eksekutif. Namun hal ini wajar, karena kita tidak akan pernah memahami sebuah organisasi bila tidak terdapat masalah-masalah tersebut.

Budaya Mikro

Budaya mikro adalah sebuah tim kecil pelaksana misi. Tim kecil ini memiliki tugas yang spesifik untuk masing-masing sub budaya. Ada yang khusus desain gambar, ada yang khusus membungkus barang, ada yang khusu mengetik laporan, ada yang khusus menghubungi pelanggan, ada yang khusus mengatur konsumsi, dll. Seperti pemain bola, tim kecil ini harus ditraining oleh seorang pelatih profesional untuk mengerti tugas dan fungsinya.

Seperti dalam bidang kedokteran, budaya mikro ini tampak dalam pembagian setiap profesinya. Ada yang bagian operasi, bagian perawat, teknisi alat kesehatan, bagian obat-obatan, kebidanan, dll.